Cerpen

Hadiah untuk Joshua

Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Kisah NyataCerpen PersahabatanCerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 13 October 2017
Seuntai nama terukir di batu nisan hitam, salib megah berdiri menjadi saksi kematian menjadi teman di antara jiwa-jiwa yang tenang. Raga telah beku, jiwa menunggu untuk bersatu, di alam sana kau telah kembali. Hanya nama yang kau tinggalkan untuk diingatkan menjadi sebuah kenangan. Tuhan mengapa terlalu pagi Kau jemput dia!
Empat tahun berlalu semenjak kepergiannya, tapi perih dan luka yang tertinggal masih tersisa hingga hari ini. Kupandangi sebuah foto kenangan di album usang, masih kuingat hari itu, hari dimana dengan semangatnya berjuang untuk hidup meski kesempatan hidupnya hanya 6% saja. Akhirnya gagal ginjal merenggut nyawanya.
Joshua!!! Air mataku masih menetes mengenang nama itu.
Namaku Agnes dancer adalah hobiku, karena itu juga aku bertemu Joshua dan lainnya, hari-hari begitu indah bersama mereka, teman-teman dancerku. Joshua adalah leader di dance yang dinamakan PMC atau Paradise Miracle Crew cukup populer dikalangan dancer lainnya di Batam.
Hari ini adalah ulang tahun Joshua yang ke 25 tahun, tiada kado terindah yang dapat kuberikan selain bunga. Aku tidak sendiri beberapa anak PMC lainnya turut serta di Makam Joshua.
“Bung, kami datang” Ucapku pada orang berdarah Ambon itu. Tiada jawaban selain angin lembut menyapa. Lagipula akan seram nantinya jika kudengar jawaban “ya aku tahu” gumanku menghibur diri. Kugenggam sedikit tanah yang mengeras. rumput yang menutupi pusarannya seakan mencoba memberi arti bahwa inilah akhir kehidupan. Dan kelak kita juga akan ke sana, hanya menunggu giliran.
“Nes, masih inget bung bilang kamu dancer nomor satu?” Kata Kak kiki anggota PMC. mencoba mengenang kisah demi kisah di jam jam terakhir kepergiannya. ya. akan selalu kuingat kalimat yang diucapkan saat dia terbaring lemas.
“Jos, gimana kabarmu?” Seorang bernama Bobby yang juga anggota dance PMC mencoba berinteraksi meski hanya dengan sebuah gundukan tanah. Sesekali kami bercanda satu sama lain, seolah menyembunyikan luka yang begitu dalam terkoyak. Mencoba menghibur diri dari rutinitas kesedihan.
Ada satu penyesalan yang sebenarnya kusesali hingga hari ini, saat itu aku berada di kantor, aku begitu sibuk bekerja, emosiku sedang tidak stabil, memikirkan ini dan itu, tapi yang mengambil peranan besar adalah Joshua, aku terus memikirkan keadaannya. Dia begitu tersiksa dengan penyakitnya. hingga terkadang di pikiranku mengatakan. Tuhan jika tak kau beri dia kesembuhan ambil saja dia daripada dia menanggung sakit. Ditengah kesibukan ngantorku aku mendengar suara memanggil namaku, Agnes!. Aku kenal suara itu, itu suara Jos. Aku yakin, tapi… dia kan tidak di sini, dia terbaring lemah di rumahnya. Padahal di kantor aku sedang sendiri saja. kalau bukan dia siapa? pikirku. Entahlah atas dasar apa aku berpikir itu Joshua, aku sangat yakin. Sudahlah!!! Bentakku pada ruangan yang hanya aku seorang, Joshua! Kalau ingin pergi, pergi saja! Ucapku dengan lantang. Mungkin aku sudah gila, bicara pada dinding.
3 menit setelah kukatakan kalimatku itu aku mendapat telepon dari Kak Kiki.
“Halo kak”
“Joshua nesss… jos… jos… Joshua u-dah gak ada!”
Tuhan! Nada kesedihan kudengar dibalik teleponku. Tidak! Tidak mungkin! Kenapa!!! Untuk sesaat aku terdiam menitikan airmata. apakah suara yang memanggil namaku benar Joshua, apa dia meminta izin dariku untuk kepergiannya?! Jos!!.
“Nes! Agnes!!!”
Lamunanku buyar. Kak kiki menepuk pundakku “Yuk pulang” Ajaknya. “Ya” kupegang nisan hitam untuk berpamitan. Jos, namamu akan selalu hidup di hati orang-orang yang mengenalmu. Selamat tinggal teman.
End
true story
Cerpen Karangan: Agnes Rizah
Facebook: agnes_rizah[-at-]yahoo.com
Cerpen Hadiah untuk Joshua merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar